Jumat, 21 Juni 2013

Hurt

Aku mendengar gelak tawa mereka, aku mendengar samar canda mesra mereka. Jauh dibelakangku mereka seperti menghujamkan anak panah yang teramat banyak. Lalu aku hanya mampu menggenggam letak jantungku yang berdegup semakin lambat. Aku harap aku tak pernah meneteskan airmata di depan keduanya, sahabat dan orang yang kucintai sebelumnya. Dulu aku kira dia seseorang yang akan memberi satu rasa bahagia yang aku cari. Dulu aku kira dia malaikat yang dikirim Tuhan, karena entah apa aku selalu tenang berada disampingnya. Kini ternyata malaikat, tidak bukan, dia yang berkeping-keping menghancurkan hatiku dalam sekejap. Ternyata penyembuh yang selalu aku elukan itu adalah sebuah rasa sakit yang siap menggerogotiku seperti kanker. Dan saat itu aku hanya berharap ada seseorang dan berkata ''tenang, ada aku disini. Jangan menangis'' lalu dia memberi pundaknya untuk sandaran yang begitu damai, memberi jemarinya untuk menghapus tetes-tetes airmataku. Ohh, khayalan yang terlalu muluk. Nyatanya hanya airmata dan perih yang masih memelukku sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar